pay to click

Get paid To Promote at any Location

Minggu, 14 November 2010

teknik batik warna alam

Proses pembuatan batik warna alam sebenarnya tidak susah, hanya saja memerlukan ketelatenan dan kesabaran. Umumnya untuk menghasilkan warna yang kita inginkan diperlukan waktu yang tidak sebentar. Kita akan menghabiskan waktu berhari-hari bahkan hingga hitungan minggu.

Bahan untuk pewarnanya sendiri didapat dengan cara mengekstrak bagian-bagian dari tumbuhan penghasil celup, seperti batang, kulit kayu, daun, akar-akaran, bunga biji-bijian, buah-buahan, dan getah pohon. Pengekstrakan dapat dilakukan baik pada temperatur rendah maupun tinggi dengan menggunakan air sebagai pelarut.

Pembuatan batik warna alam terbagi tiga jenis yaitu bejana (rebus), fermentasi (pembusukan), dan direct (langsung). Agar bahan-bahan yang kita gunakan bisa menempel kuat di kain, proses pewarnaan harus dibantu dengan apa yang disebut fiksasi. Jenis fiksasi ada tiga, yaitu :
1. Kapur : untuk menghasilkan warna yang muda atau terang
2. Tawas : untuk memperoleh warna dasar atau asalnya
3. Tunjung : agar menghasilkan warna yang lebih tua.

Bagian terpenting dalam proses pewarnaan alami ini disebut mordanting. Bisa dikatakan, berhasil atau tidaknya suatu proses pewarnaan tergantung dari proses mordanting. Itu sebabnya mordanting harus dilakukan secara hati-hati, akurat, dan tidak terlalu cepat, agar menghasilkan warna yang stabil.

Pada dasarnya mordanting dilakukan untuk menghasilkan warna-warna permanen. warna-warna mordan yang umum digunakan adalah alum, chrome, iron, tin, lime, dan tannin. Namun yang biasa digunakan adalah alum (Potassium aluminium sulphte), iron (Ferrous sulphat/copperas/green vitriol), lime (Ca Co3), dan tannin, karena bahan ini aman digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar